AGRICULTURAL THING
Increase agricultural productivity is a key to prevent
world hunger. 40 years later world population will grow to 10 billion. FAO
estimated that we have to increase our productivity 50% bigger than today in
2050 to meet world population needs. Indonesia is called as one of agrarian developing
states because most of us work as farmer or in agricultural bussiness and still
use conventional plant breeding.
Indonesia ranked as 4th highest population
country in the world. According to The Economist Intellegence report in 2016, Indonesia’s food security has continue to
improve and increasing +2,7 poins than in 2015 and ranked in 71th from 113 country. But, we hve
another problem. Almost all of us eat rice as our staple food. It means three
times a day meals, as much as 255 milion
Indonesia’s population eat rice as staple food. This led Indonesia to become
vulnerable in food security because not all of area in Indonesia is good enough
and have dry climate to produce rice. This condition caused by goverment’s
decision to change a lot of kind Indonesian staple food to become all rice in
new order. When in fact, we have a lo kind of staple food in example cassavas,
corns, potatoes, sagoes, sorghum, etc depending on rainfall in those areas. For
example rice production required enough water but not too much water however
corn can be planted in dry areas. Ironically, sorghum that have as much as
rice’s nutrition just use to animal feed. Therefore, some youth community made
action to promote Indonesia diversification food.
As the biggest archipelagic state in the world, Indonesia
is highly vulnerable to the impact of global warming. The number of climate
induced disasters has increased since last decade. The number of floods,
tsunami, drought and tropical strom has increased these few years. According to
FAO based on analysis in 67 development countries, approximately USD 80 billion
was lost caused by damage to crop and livestock production. In addition because of Indonesia located in Equator
line, El Nino would causes Indonesia experienced a long drought. Global warming
tend to increasing sea water temperature. But, at the equator line, the temperature tends to fall,
it means clouds tend not to produce rain. That’s the reason why we have to do
sustainable agiculture with not expanding arable land by deforestation and need
to sosialized to Indonesian population.
There was some ways that goverments an farmers could do
to reduce the impact of global warming. The first thing is crop failure
insurance program. Crop failure insurance will replace farmer’s lost with 6
millions rupiah per hectare with only pay 36 thousands rupiah in one planting
seasons. The pupose is to reduce poverty caused by crop failure. Because, not
in once or twice farmers Ironisnya sekali lagi masih banyak petani yang belum
mengetahui adanya program tersebut. Pemerintah juga masih menghimpun data
yang jumlah petani yang membutuhkan dana
tersebut serta luas lahan yang dapat menerima program tersebut. Selain itu
dapat digunakan bibit yang lebih toleran terhadap hama, dan ketersediaan air
lahan. Bantuan pemberian bibit unggul dan bersertifikat pernah dijalankan pada
pemerintahan presiden Susilo dilanjutkan dengan
penyuluhan mengenai penggunaan bibit unggul masih harus terus dilakukan
oleh pemerintah. Pemerintah juga sedang menyususn rencana untuk percepatan
perbaikain irigasi untuk mengejar ketahanan pangan. Perbaikan irigasi dapat
dilakukan dengan membangun irigasi yang baru dan rehabilitasi irigasi yang
sudah rusak sebanyak 300 ribu hektar dan akan dilanjutkan hingga tahun 2019
dengan pembangunan 700 ribu hektar. Selain perbaikan irigasi, pemerintah juga
sedang membangun sarana bendungan dan waduk sebanyak 49 buah sehingga
diharapkan banyak sawah dapat terairi dengan baik. Pembangunan waduk juga
diharapkan dapat mencukupi kebutuhan daerah sulit air bersih untuk daily
needs.
According to FAO, economic growth in developing country
doesn’t always ensure a country would free from manultrition and hunger
problem. But, agriculture growth is double more effective in reduce
manultrition and hunger. In 2015 United Nation held a meeting that talked about
how to enhanching food security, health, and well being in small island
developing states. Based on the last survey, at least Indonesia has more than
13.000 islands, but more than 50% islands are inhabitable. Jawa memiliki luas
7% dari seluruh wilayah Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 50 % total
penduduk Indonesia. In next years, diharapkan pemerintah segera menfasilitasi
pembangunan di pulau-pulau yang belum dihuni maupun pulau yang sudah dihuni
namun kurang memiliki aksesdi bidang pendidikan dan kesehatan. Pulau kecil
tersebut dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian baru tanpa harus merusak
hutan yang ada. Penyuluhan oleh departemen pertanian dengan mnggunakan pupuk
organik atau semi organik dapat menambah unsur hara yang terdapat dalam
tanah. Pembudidayaan tanaman lokal yang
sesuai seperti misalnya rempah-rempah di daerah Maluku. Rempah-rempah bisa
dibudidayakan di lahan kering pada daerah i sekitar kepulauan Maluku yang
kurang cocok untuk tanaman holtikultura yang memerlukan air yang cukup.
Hasilnya bisa diekspor untuk menambah devisa negara. Pemanfaatan pulau-pulau
tersebut juga akan memperkejakan banyak orang sehingga diharapkan semakin
sedikit masyarakat yang berada pada garis kemiskinan.
Masyarakat Indonesia maih memiliki pemahaman yang rendah
akan sustainable development. Salah satunya dalam sektor pertanian ussually
petani menggunakan obat tanaman secara berlebihan hingga mencemari sungai dan
menyebabkan beberapa jenis spesies burung terancam mengalami penipisan pada
cangkang telur akibat makan ikan yang tercemar. Beside with erosion, acidification,
chemical pollution that caused by penggunaan pupuk dan pestisida secara
berlebihan menyebabkan berkurangnya nutrisi tanah dan highly degraded. Masyarakat
Indonesia juga sering memberi obat pada bahan makanan dengan disuntik langsung
pada buah untuk mempercepat kematangan. Hal ini tentunya dapat mengganggu
kesehatan jangka panjang konsumen. Di pulau Jawa sudah, beberapa daerah sudah didirikan industri
pertanian berbasis hidroponik dan aeroponik tanpa pupuk dan pestisida. Begitu
juga dengan daerah pedalaman yang jauh dari distribusi pestisida dan pupuk
sintetis, namun dengan cara konvensional. Penanaman dengan cara organik adalah
salah satu cara untuk tetap menjaga kesuburan tanah, namun biasanya hasilnya
kurang memuaskan untuk pertanian dengan metode konvensional karena lebih rentan
gagal panen akibat serangan hama.
Diharapkan beberapa tahun selanjutnya akan didirikan perusahaan industri
pertanian dengan skala kebun yang besar dengan peralatan yang lebih canggih,
dengan sistem greenhouse untuk mencegah penyebaran penyakit dan dapat
menghasilkan tanaman organik dengan kualitas tinggi dan produktivitas tinggi
sehingga bisa diekspor keluar negeri.
Tidak seperti negara lain, di Indonesia bahan makanan
berkualitas rendah tetap dimakan atau dijual dengan harga rendah sehingga
mengurangi loss and waste of food.
0 komentar